Darsem, Membunuh Lalu Jadi Milyader
Masih ingat Darsem? Sang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang lolos dari hukuman pancung itu kini menjadi sorotan setelah menjadi miliarder. Siapa yang keliru kali ini? Darsem binti Dawud Tawar yang lolos dari hukuman pancung di Arab Saudi menerima uang sumbangan Rp1,2 miliar dari masyarakat. Darsem dinilai lupa diri. Asyik menikmati sumbangannya sendiri, di tengah derita banyak orang papa dan TKW di negeri ini.
Darsem kini hidup bergelimang harta, dari Rp 1,2 Milyar yang
diterima hanya Rp 20 Juta diberikan pada Kel Alm Ruyati, Salah Siapa??
Seharusnya, Darsem tak dilepas menerima uang tunai sebanyak itu. Darsem butuh didampingi dan diarahkan agar tak konsumtif. Bahkan dananya bisa berguna buat masyarakat sekitar atau TKI yang senasib. Darsem ‘hanya’ membagi Rp 20 juta dari Rp1,2 miliar yang diterimanya dari pemirsa TVOne untuk keluarga Ruyati. Padahal sebelumnya, Darsem berjanji akan membagi sebagian uang bantuan tersebut dengan Een, anak Ruyati. Sementara Darsem kini hidup bergelimang harta.
Publik bisa memberikan penyadaran pada
Darsem agar tidak disalahgunakan. Masyarakat bisa berpikir kalau begitu
tak ada gunanya menyumbang untuk tenaga kerja. Tiap ada kasus begitu kan
masyarakat turun tangan, seharusnya kemudian diarahkan pada kegiatan
atau usaha sosial atau membuat yayasan untuk kemajuan para pahlawan
devisa.
Untuk itu, Komisi IX DPR mendesak
pengelola sumbangan sosial untuk lebih berhati-hati. Penyaluran
sumbangan sosial harus konkret dan tidak hanya diserahkan dalam bentuk
uang karena dapat memicu kecemburuan sosial.
“Darsem itu TKI paling beruntung, dia
harusnya membantu TKI lain yang kurang beruntung. Waktu dikasih TVOne
saya sudah duga jadinya begitu. Seharusnya tidak semuanya dikasih ke
Darsem, kan Darsem janji mau ngasih Ruyati. Uangnya kan bisa digunakan
untuk mendirikan yayasan bagi TKI yang kurang beruntung, Darsem juga kan
sudah dibantu dengan uang negara,” ujar Ketua Komisi IX DPR, Ribka
Tjiptaning.
Ke depan pihak penyelenggara kegiatan
seperti ini harus tahu betul kondisi psikologis orang yang ingin
dibantu. Harus betul-betul hati-hati mengarahkan sumbangan sosial
seperti yang diberikan ke Darsem ini. “Karena mereka mendapatkan dana
yang begitu besar dan bisa membuat siapa saja lupa diri dan ditolak
masyarakat. Ini malah menimbulkan masalah sosial baru,” ujar Wakil Ketua
Komisi IX DPR, Irgan Chaerul Mahfiz.
Kegiatan sumbangan sosial yang tidak
tepat sasaran dipandang Irgan justru kontraproduktif. Ia menyarankan
sumbangan sosial disalurkan secara cermat dalam bentuk benda atau hal
yang konkret dapat diterima orang yang tepat tanpa menimbulkan
kecemburuan sosial. Tentu bukan apa yang dialami bukan salah Darsem
semata.
0 komentar:
Posting Komentar